Friday, May 29, 2015

Sehari di Desa Okang Paga Todanara, Pulau Lembata NTT

Hari ketiga saya berada di pulau Lembata perjalanan dilanjutkan menuju Dusun Okang Paga Desa Todanara....

Sepanjang Perjalanan kami melewati beberapa tempat yang menarik  seperti teluk Waienga, dimana ikan paus sering terdampar disana karena kondisi seabed yang mempunyai banyak karang dan palung, sehingga membuat sonar ikan paus menjadi sedikit terganggu dan akhirnya mereka terdampar. Tahun lalu ada 5 ekor paus biru (Blue Whale) yang terdampar disana, dan 4 berhasil dikembalikan ke laut, sedangkan 1 mati karena terlambat dikembalikan.

Teluk Waienga, perhatikan area putih dimana ikan paus sering terjebak disana

Selain itu juga, kami melewati sebuah desa yaitu Desa Kimakamak, desa lokal penghasil kerang mutiara, ada kearifan lokal di desa itu dimana ada kawasan tertutup yang hanya boleh dipancing pada bulan November saja. Selain bulan November, tempat ini dilarang untuk dipancing dan diganggu, karena memang tempat ini menjadi tempat bertelurnya ikan-ikan dan secara tidak langsung menjadi tempat konservasi ikan disana.

Hejeri alami tempat bertelurnya ikan sekarang dimanfaatkan oleh Australia untuk berternak kerang mutiara disana..... (Koq bukan Indonesia saja ya??)

Akhirnya perjalanan kami sampai pada tujuan utama, yaitu desa Okang Paga, kami disambut oleh para pejabat desa setempat dan juga dengan tari-tarian lokal.

Seorang anak di Desa Okang Paga

Setelah acara tarian penyambutan, dilanjutkan dengan dilakukannya ritual adat desa Okang Paga dalam menyambut tamu desa. Tari ini sedikit digabungkan dengan tari perang adat desa Okang Paga.




Setelah tarian penyambutan, maka dilanjutkan dengan ritual kepada leluhur untuk memohon ijin


 Acara dilanjutkan dengan melihat cara mereka menenun mulai dari memetik kapas sampai menjadi tenunan, sungguh suatu proses yang sangat memakan waktu, proses pewarnaan bisa mencapai 10-20 tahun jika menginginkan warna2 yang khas dan bisa baru diselesaikan oleh 2 generasi. Harga kain tenun pun bertingkat-tingkat tergantung dari kastanya. di Ile ape tenun dibagi kategori sebagai berikut:
  1. Tenun Bangsawan kisaran harga 20-50 juta
  2. Tenun Ohin yang banyak menggunakan warna merah dan seluruh pewarnaan menggunakan akar mengkudu kisaran harga 15-20 juta
  3. Tenun Hebaken dengan motif atas dan bawah hitam kisaran harga 2-5 juta
  4. Tenun Topom dengan motif pelangi atau garis-garis kisaran harga 200rb - 600rb
Dengan lamanya proses pembuatan tenun ini, maka tidaklah heran jika harga tenun dipatok cukup tinggi, sebagai ilustrasi jika seorang warga membuat tenun Ohin dan memakan waktu selama 10 tahun proses pewarnaan, maka jika harga akhir tenun tersebut Rp. 20juta, berarti sang penenun hanya dibayar Rp. 2 juta per tahun.

Mama Alena, ketua sanggar tenun Okang paga sedang merapihkan pola yang tidak lurus

Tenun ikat yang memakan waktu 10 tahun untuk pewarnaan

Bapa Iljas Lesu sedang menerangkan perihal tenun

Same smile :)

proses memenun, bisa memakan waktu sebulan

proses mengikat pola

Selanjutnya kami makan siang bersama dengan penduduk lokal, beberapa hidangan khas tersaji dimeja seperti acar ikan mentah, ikan bakar, kacang bakar dan jagung titi, tidak ketinggalan tuak lontar yang selalu ada di setiap kesempatan.

my lunch.. jagung titi, acar ikan mentah dan ikan bakar

jagung titi

Bapa Iljas sedang meminum tuak Lontar

saat makan ada insiden kecil dimana salah seorang rekan secara tidak sengaja menginjak salah satu anjing yang sedang berada di bawah meja dan anjing itu langsung menggigit, di bawah kepanikan dan kelucuan, kami tetap melanjutkan acara dengan ceria.

foto tersangka :)
Acara kami di Dusun Okang Paga ditutup oleh tarian bersama dengan warga setempat.... cukup menarik dan menyenangkan




setelah semua acara selesai dan dibarengi dengan keliling desa untuk melihat aktivitas warga sehari hari, kami melanjutkan perjalanan menuju teluk Waienga untuk menikmati indahnya matahari terbenam dibalik gunung Ape (Ile Ape) sambil melihat pulau kelelawar

perjalanan pulang ke daratan

matahari terbenam di balik Gunung Ape
indahnya Indonesiaku
Perahu cadangan juga bocor

Begitu indah dan damainya Indonesia Timur, dan tempat yang indah ini wajib kita pelihara bersama agar dikemudian hari bisa kita wariskan kepada anak cucu kita semua.

Foto-foto diambil dengan menggunakan HP Sony Z3, kamera Fuji XT1 dan kamera Leica Monochrom
Semua foto dan video di blog dilindungi oleh undang-undang hak cipta.
gunakan dengan ijin penulis.

 Foto-foto lainnya:
Biji Damar, biji ini akan ditumbuk dan digulung dengan kapas untuk menjadi alat penerangan warga

pembuat garam

menutup hari dengan mengunjungi rumah sakit terdekat untuk memeriksakan luka gigitan





No comments:

Post a Comment