Kecamatan Lamalera yang terletak di pulau Lembata, propinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai keunikan tersendiri didalam menjalani kehidupan mereka.
Dengan kondisi alam yang keras, dan tanah yang kurang subur, mereka menghidupi hari-hari mereka dengan memancing/menombak ikan atau menjadi nelayan.
Menurut keterangan beberapa penduduk lokal, tanaman yang bisa tumbuh di Lamalera dalah tanaman sejenis kelor, oleh karena itu mereka sangat bergantung pada hasil laut.
Menurut hukum internasional, Lamalera merupakan satu-satunya tempat yang diperbolehkan untuk berburu paus di dunia, musim perburuan paus ada pada bulan Mei - Oktober dan rata-rata selama musim perburuan tersebut mereka mendapatkan paus sebanyak 20-30 ekor pertahunnya,
Jumlah itu cukup untuk menghidupi mereka, karena dari bulan Oktober sampai Mei, mereka tidak terlalu sering melaut akibat cuaca yang jelek,
Adapun jenis paus yang diambil oleh para nelayan Lamalera adalah Sperm Whale (
koteklema) dan Killer Whale (
seguni), walaupun seguni paing banyak hanya setahun sekali lewat di perairan Lamalera. Para nelayan tidak akan memburu Blue Whale karena ada keterikatan batin dengan leluhur mereka yang pada saat migrasi ke pulau Lembata mereka ditolong oleh Blue Whale.
Disaat berburu mereka menggunakan perahu tradisional yang menggunakan dayung..... dan berdiri di depan perahu adalah seorang
lamafa atau penombak yang memegang
tempuling atau tombak Seorang
lamafa juga bisa diibaratkan seorang pemimpin saat perburuan. Sebab, saat melihat
baleo (ikan paus), sang
lamafa akan memimpin doa sebelum
peledang turun melakukan perburuan.
Lamafa bersama
matros (tukang dayung),
breung alep (asisten
lamafa), dan
lamauri juga tidak boleh memiliki masalah saat di darat. Masalah itu harus diselesaikan agar perburuan berjalan lancar.
 |
Anak-anak berebut memakan mata ikan terbang saat perahu mendarat |
 |
gotong royong adalah ciri utama di Lamalera |
 |
Nikmatnya mata ikan untuk disantap |
Saya tidak akan berbicara banyak tentang paus karena masih menimbulkan kontroversi, akan tetapi perlu dipahami bahwa ikan adalah sumber kehidupan utama mereka, dan mereka hanya mengambil yang mereka perlukan untuk makan.
Selain paus, mereka juga memancing ikan pari dan lumba-lumba, ikan hiu serta sejenis ikan terbang.
Setiap hasil tangkapan akan dibagi rata berdasarkan ketentuan yang sudah ada di kampung dari ratusan tahun yang lalu.
Melihat kehidupan masyarakat disini, yang letaknya harus ditempuh kurang lebih 4 jam perjalanan dari kota kabupaten, saya sangat terkesan dengan cara mereka bertahan hidup.
 |
Perahu khas untuk berburu paus |
 |
Daging lumba-lumba sedang dijemur |
 |
Garasi Kapal-kapal penangkap ikan di Lamakera |
 |
Gerbang menuju pemukiman penduduk di Lamalera |
 |
Nelayan pulang ke pantai sore hari setelah menangkap ikan |
 |
Hasil tangkapan dibagi dan dibawa pulang |
 |
Pembagian hasil tangkapan |
 |
Kebersamaan adalah segalanya |
No comments:
Post a Comment